Selasa, 19 Juli 2011

Maklumi Cuaca, Sawah di Triwarno Pantang Dibero, Petani Untung Berlipat



Seorang petani dituntut memiliki sifat pantang menyerah. Termasuk saat mereka diberi tantangan berupa musim kemarau yang kering dan panjang. Mereka pun harus pandai memilih tanaman agar tetap bisa menghasilkan.

HENDRI UTOMO, Banyuurip

MENSYUKURI apa yang sudah digariskan Tuhan, tidak mengeluh dengan cuaca yang terus berganti dan merasa sayang jika membiarkan sawah bero tanpa tanaman. Terbukti menuai berkah para petani, seperti yang terlihat di Kecamatan Banyuurip.


Desa Triwarno misalnya, petani bahkan bisa menikmati hasil sawah melimpah sepanjang tahun. "Di saat wilayah lain menyerah dengan kondisi alam, kami tetap berusaha supaya sawah-sawah kami tidak bero. Berbagai jenis tanaman palawija seperti cabai, melon, dan semangka bisa dibudidayakan saat kemarau seperti ini," ungkap W Subagyo, Kades Triwarno, kemarin.
Dikatakan, hampir seluruh sawah di desanya dimanfaatkan untuk pertanian palawija dan hortikultura saat memasuki kemarau. "Luas sawah di desa kami yakni 130 hektare, dan hampir tidak pernah bero saat kemarau," imbuhnya.


Sejak dua tahun terakhir sawah di Triwarno tidak diizinkan bero, sambung Subagyo, pendapatan warga dengan bercocok tanam saat kemarau justru meningkat. Untuk mengatasi kesulitan air, petani setempat sudah memiliki sumur-sumur pantek yang selalu siap dipompa. Petani Triwarno bahkan memiliki seratus unit mesin pompa untuk mengairi sawah selama kemarau.
Terpisah, Kabid Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) Purworejo, Ir Eko Anang menyatakan, sukses para petani di Desa Triwarno dalam mengolah sawah selama musim kemarau bisa menjadi contoh nyata. Pasalnya masih ada sekitar 70 persen sawah selama musim kemarau dibiarkan tanpa tanaman.


"Jumlah sawah yang dibiarkan bero atau dikeringkan selama musim kemarau masih tinggi. Hanya sekitar 30 persen saja sawah yang diolah. Mayoritas untuk budidaya sayuran dan buah-buahan," tandasnya.


Keteguhan petani tersebut patut dicontoh oleh petani lain yang selama setahun penuh mendapat air dari saluran pengairan. Kondisi lahan dan cuaca yang mereka terima ditanggapi dengan tindakan positif yakni dengan menanam tanaman yang bisa dipanen meskipun kondisi tanah dan musim tidak berpihak kepada mereka.

Sumber : Radar jogja

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes